Thursday 12 May 2016

MABIT, Masihkah Engkau Dirindukan ?

Ust Aziz Rohman (Ketua DPD PKS Tanjung Jabung Barat) dalam salah satu kegiatan MABIT di Tebing Tinggi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bukanlah sebagaimana partai biasa. PKS adalah partai dakwah dan sekaligus partai kader. Partai yang memiliki basis massa yang jelas. Kader-kader PKS dikenal sangat giat dalam beribadah. Bahkan "Shalat Berjamaah di Masjid" merupakan salah satu indikator untuk menilai apakah seseorang benar kader PKS atau bukan.

Di dalam PKS diajarkan beberapa sarana untuk mendidik kadernya. Sebut saja pengajian pekanan yang umumnya dikenal dengan istilah "Liqo". Liqo dalam bahasa Arab artinya pertemuan. Pertemuan pengajian  telah menjadi rutinitas pekanan bagi kader PKS. Seakan sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa Liqo adalah syarat mutlak bagi seorang kader PKS agar diakui bahwa dirinya memang benar kader PKS. 

Selain Liqo, ada beberapa sarana pendidikan bagi kader PKS. Sebut saja daurah (pelatihan), muktamar, rihlah, mabit, dsb. MABIT atau bermalam adalah salah satu sarana pendidikan peningkatan kualitas ruhiyah bagi kader PKS. Biasanya kegiatan ini dilakukan sekali dalam sebulan di rumah-rumah kader PKS secara bergiliran atau kadang menggandengkannya dengan kegiatan i'tikaf di masjid. Selain meningkatkan ruhiyah, MABIT juga berfungsi untuk merekatkan hubungan persaudaraan antara sesama kader PKS.

Kegiatan yang dilakukan di saat mabit adalah pembukaan (sebaiknya dibuka di sore hari), dilanjutkan dengan kegiatan dzikir sore, mendengarkan taujihat dan bayanat, kemudian melakukan qiyamullail hingga shubuh, dan diakhiri dengan dzikir pagi. Kadang juga disempurnakan dengan kegiatan riyadhah (olahraga) bersama kader-kader PKS.

Pelaksanaan MABIT di Tebing Tinggi terakhir dilakukan di tahun 2015. Entah apakah penyebabnya sehingga kegiatan MABIT sudah menjadi barang langka di tahun 2016. Lalu sebait kalimat tanya untuk menutup tulisan ini: "MABIT, Masihkah Engkau Dirindukan?

No comments:

Post a Comment